ANAMBASNEWS.COM – Kepala Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DKPPKB) Kabupaten Kepulauan Anambas, Herianto, membuka kegiatan Aksi Cegah Stunting melalui Focus Group Discussion (FGD) dengan Kader Posyandu. Berlangsung di aula Siantannur Kamis 2 Desember 2021.
Kepala Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DKPPKB) Kabupaten Kepulauan Anambas, Herianto, mengucapkan terima kasih kepada Premier Oil bersama Yayasan Pendidikan dan Pengembangan Masyarakat (YPPM) Madani telah melaksanakan kegiatan Aksi Cegah Stunting.
“Kami dari pemerintah daerah akan selalu besinergi dengan berbagai pihak seperti perusahaan, yayasan dan lembaga lainnya yang peduli kepada kesehatan anak di Kabupaten Kepulauan Anambas,” ucap Herianto
Herianto, menjelaskan, kegiatan Aksi Cegah Stunting ini sangat penting bagi generasi penerus bangsa harus sehat cerdas dan kreatif dan produktif jika anak sehat dan tumbuh dan didukung dengan pendidikan yang berkualitas maka mereka akan menjadi generasi yang menunjang pembangunan dan kesuksesan bangsa.
“Jika anak terlahir dan tumbuh dalam kekurangan gizi maka anak tersebut akan menjadi Stunting,” ucap Herianto
Stunting pada anak mencerminkan gagal, dibawah lima tahun. Sehingga anak terlalu pendek dengan usianya. Hal ini disebabkan, kekurangan gizi kronis semenjak bayi dalam kandungan sampai usia dua tahun.
Sehingga 100 hari pertama kehidupan selayaknya mendapatkan perhatian khusus bagi penentu untuk peningkatan fisik kecerdasan dan pruduktifitas sesorang di masa depan.
“Hasil reset kesehatan pada tahun 2018 penurunan referensi sanding wanita tingkat nasional sebesar 6,4 persen pada priode lima tahun yaitu, dari 37,2 pada tahun 2013 menajdi 20,5 persen sedangkan balita menjadi peningkatan dari 48,6 persen menjadi 57,8 persen menurut data 2018,” katanya.
Berdasarkan hal ini, Presiden Jokowi dalam RPJMN tanget frekuensi Stunting sebesar 14 persen dari kepemimpinan Presiden Jokowi program kerja menjadi kabupaten atau kota. Dengan fokus Stunting ini diharapkan kabupaten dan kota sudah melaksanakan konsekuensi Stunting.
Menurut Heryanto, di Kabupaten Kepulauan Anambas pada tahun 2020 Stunting sebesar 224 orang anak di perkirakan 15,62 persen dari beberapa kecamatan, yang tertinggi adalah di Kecamatan Palmatak 59 anak, sedangkan yang terendah di Kecamatan Jemaja Timur 20 anak 9,25 persen.
“Kemudian pada tahun 2021 tertinggi pada Kecamatan Siantan Tengah 14,28 persen dan terendah di Kecamatan Palmatak sebesar 6,2 persen. Semoga dengan diselenggarakan kegiatan FGD ini bisa mencegah Stunting di Kabupaten Kepulauan Anambas kedepannya,” harapnya. (*Red)