ANAMBASNEWS.COM, Lingga -Masyarakat Desa Baran, Kecamatan Senayang, Kabupaten Lingga, menggelar peringatan malam Nuzulul Qur’an 1446 Hijriah di Masjid Al-Mukhsin dengan penuh kekhidmatan, Minggu, 16 Maret 2025.
Acara yang menjadi tradisi tahunan ini dihadiri oleh bapak-bapak, ibu-ibu, serta anak-anak dari berbagai lapisan masyarakat.
Peringatan ini terselenggara berkat kerja sama antara Pemerintah Desa Baran, Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) se-Desa Baran, para guru sekolah, guru Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA), tokoh agama, tokoh masyarakat, serta pengurus Masjid Al-Mukhsin.
Kehadiran dan keterlibatan aktif berbagai elemen masyarakat menunjukkan betapa pentingnya acara ini dalam kehidupan keagamaan warga Desa Baran.
Sebagai bagian dari rangkaian acara, ibu-ibu Desa Baran turut serta mengisi malam peringatan ini dengan lantunan selawat bahdariyah yang diiringi oleh permainan kompang, menambah suasana religius yang syahdu.
Kepala Desa Baran, Indra Gunawan, yang diwakili oleh Sekretaris Desa Firdaus, dalam sambutannya menyampaikan bahwa peringatan Nuzulul Qur’an ini adalah momentum penting bagi masyarakat untuk semakin mendekatkan diri kepada Al-Qur’an dan Allah SWT.
“Peringatan ini merupakan bagian dari program tahunan yang melibatkan seluruh elemen masyarakat, termasuk guru SDN, guru TPA, serta ibu-ibu Wirid, dengan tujuan menguatkan nilai-nilai religius di kalangan anak-anak dan pemuda Desa Baran,” ujar Firdaus.
Ia juga menekankan pentingnya persiapan yang matang agar kegiatan ini berjalan sukses serta dapat melahirkan generasi Qur’ani yang berakhlak mulia dan menjadi penerus agama serta bangsa.
Salah satu tokoh masyarakat, Suharman, menambahkan bahwa antusiasme masyarakat sangat tinggi dalam menyambut acara ini.
“Acara ini bukan hanya menjadi ajang kompetisi, tetapi juga sarana mempererat ukhuwah Islamiah serta memperdalam pemahaman terhadap kitab suci Al-Qur’an,” ujarnya.
Peringatan Nuzulul Qur’an di Desa Baran ini menjadi bukti nyata bahwa nilai-nilai Islam tetap dijaga dan diwariskan kepada generasi muda. Tradisi ini diharapkan terus berlangsung dan menjadi bagian dari upaya memperkokoh spiritualitas serta kebersamaan dalam kehidupan masyarakat.(Suharman)