BeritaNatunaSosial dan Ekonomi

BPS Catat Angka Kemiskinan Natuna Turun pada 2023

195
×

BPS Catat Angka Kemiskinan Natuna Turun pada 2023

Sebarkan artikel ini
Kantor BPS Kabupaten Natuna, Jalan MR. Soebrantas Kecamatan Bunguran Timur, Rabu 6/12/2023. (Foto: Yahya/Anambasnews.com)

ANAMBASNEWS.COM, Natuna – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat angka kemiskinan di Natuna tahun 2023 turun dibandingkan tahun 2022.

Berdasarkan data yang diterima media ini, persentase penduduk miskin Natuna pada tahun tersebut mencapai 5,25 persen, mengalami penurunan sebesar 0,07 persen dari tahun 2022.

Garis Kemiskinan di Kabupaten Natuna pada tahun 2023 menunjukkan peningkatan signifikan, mencapai Rp480.103,- per kapita per bulan.

Perbandingan dengan tahun sebelumnya, yaitu 2022, menunjukkan kenaikan dari Rp449.302,- menjadi Rp480.103,- per kapita per bulan.

Meskipun terjadi penurunan persentase penduduk miskin, jumlah absolutnya tetap signifikan. Pada tahun 2023, terdapat sekitar 4,30 ribu orang yang hidup di bawah garis kemiskinan di Kabupaten Natuna.

Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) Kabupaten Natuna pada tahun 2023 mencapai 0,70 poin, menunjukkan tingkat kedalaman kemiskinan yang perlu diperhatikan.

Sementara itu, Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) pada tahun yang sama berada pada nilai 0,14 poin. Angka-angka ini memberikan gambaran lebih rinci tentang sejauh mana ketidaksetaraan distribusi pendapatan di masyarakat.

Sedangkan untuk di Provinsi Kepulaun Riau (Kepri) angka kemiskinan Natuna terendah kedua setelah Kota Batam. Selanjutnya disusul, Bintan, Karimun, Kepulauan Anambas, Kota Tanjungpinang, dan yang tertinggi Lingga.

Kepala BPS Natuna, Wahyu Dwi Sugianto saat dikonfirmasi, Rabu 6 Desember 2023 membenarkan perihal data tersebut.

“Benar angka kemiskinan Natuna menurun pada tahun 2023,” ujar Wahyu.

Wahyu menyebut, angka ini BPS hitung berdasarkan potret kondisi rumah tangga sampel dengan pendekatan pengeluaran rumah tangga.

“Jad penurunan itu artinya ada indikasi peningkatan rata-rata pendapatan dalam mencukupi kebutuhan dasar minimal baik makanan maupun non makanan. Artinya yg berada di bawah garis kemiskinan agak sedikit menurun meskipun belum signifikan,” ungkap Wahyu. (Yahya)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Dilarang mengambil konten!!